Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Some Pieces #2: Petak Umpet (Indonesian Version)

Suatu kali, aku bermimpi tentang seorang guru taman kanak-kanak bernama Evelyn. Dia merupakan guru yang sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya, mungkin lebih dari pada orang lain. Suatu hari, Evelyn dan anak-anak didiknya berencana untuk melakukan kegiatan di luar ruangan: bermain petak umpet di lapangan yang letaknya tak jauh dari gedung sekolah.  Hari itu sangat muram dan langit ditutupi abu-abu. Keadaannya sangat berbeda dengan suasana hati anak didik Evelyn: anak-anak itu berlaku seolah mereka sedang beraktivitas di pantai pada musim panas; cuaca yang lembap tak terlihat mungkin memudarkan senyum di wajah mereka. Untuk sesaat,  Evelyn menikmati suara tawa anak didiknya. Kalau saja matahari bersinar seterang biasanya, akan sempurna apabila Evelyn mengadakan piknik.  Menyenangkan. Evelyn berusaha fokus kepada hal-hal positif alih-alih harus mengindahkan tanah becek yang mengotori sepatu putihnya. Tapi sedikit aneh.  Sebab sepanjang yang Evelyn ingat, kemari...

Some Pieces #1: Hide and Seek (English Version)

Once, I had a dream about a kindergarten teacher whose name was Evelyn. She was a full-packaged, passionate, inspiring teacher who was devoted to her work more than anyone did. One day, she and her pupils had an activity outdoor: playing hide-and-seek in the field not far from the school building. The day was so gloomy, and the sky was covered in grey. Its vibe was so different from Evelyn's pupils' moods: the kids acted as if they had an activity at the beach during summer; the damp weather did not seem to bother smiles on their faces. Evelyn enjoyed her pupils' giggles for a moment. It would have been perfect to have a picnic if the sun had beamed   as bright   as the other days.  It's nice.  She tried to focus on positive things instead of minding the muddy ground dirtying her pair of white shoes.  And quite strange.  Because as far as Evelyn remembered, yesterday, neither she was a kindergarten teacher who was passionate or whatever was the rest, nor sh...

Jangan Dengarkan Perkataan Kata Orang Lain: Setuju/Tidak Setuju

Gambar
Photo by Peter Conrad on Unsplash "Orang lain mah ngga usah didengerin."  "Kita ya kita, ngapain dengerin omongan orang lain?"  Pernah mendengar atau mengamini nasihat begitu ketika ada seseorang mengatakan sesuatu tentang apa pun yang ada pada diri kita?  Ya ngga apa-apa, sih, kalau pernah. Aku juga begitu dulu. Tapi, semakin sini aku mikir bahwa nasihat begini sulit buat diaplikasikan di dunia nyata. Aku ngga setuju dengan pendapat bahwa kita ngga boleh mendengarkan perkataan orang lain. Sebaliknya, kita justru harus mendengarkan apa kata orang lain.  Kenapa begitu?  Sebelum menjabarkan alasan di balik ketidaksetujuan aku terhadap nasihat 'jangan dengarkan perkataan orang lain', aku ingin menjelaskan bahwa 'perkataan' yang akan telah dan akan aku sebut adalah komentar yang bisa berupa kritik, saran, atau sekadar keluhan yang disampaikan secara verbal oleh orang lain kepada kita.  Nah, kembali ke pertanyaan. Kenapa aku ngga setuju dengan nasihat ya...